assalamu’alaikum
sobat muslim...
kali ini,
ana akan berbagi rahasia mengenai storytelling...
alhamdulillah
ana sudah dua kali mewakili provinsi jambi ke tingkat nasional…
jadi, ana mau
share pengalaman ana ^_^
semoga
bermanfaat ya...
A. Apa itu storytelling?? story: cerita,
telling: memberitahu. storytelling: memberitahu orang lain tentang sebuah
cerita, atau lebih singkatnya disebut BERCERITA. namun, storytelling agak
berbeda dari bercerita biasa. storytelling menggunakan bahasa inggris. biasanya
dalam lomba yang dinilai adalah: pronounciation, ekspresi, kemampuan
menyampaikan isi cerita (agar penonton paham dengan mudah), dan hikmah dari
cerita yang dibawakan.
Kalau menurut ana sendiri,
storytelling itu adalah juga sebagai ajang kita, remaja muslim tentunya untuk
berdakwah. melalui cerita-cerita menarik dan berhikmah yang kita bawakan,
diharapkan dapat memberikan sesuatu yang berkesan dan bernilai ilmu.
Storytelling itu juga bersenang-senang.
karena kita bisa berbagi cerita, dan membuat orang lain bahagia. Pasti mau
kan berbagi kebahagiaan?? Storytelling itu juga belajar. Karena kita selalu
memperbaiki diri sesuai selera penonton agar menarik saat storytelling.
B. Apa yang diperlukan untuk
storytelling??
1. Niat. segala sesuatu ditentukan oleh niatnya.
Dalam hadist dikatakan:
”…semua amal perbuatan
tergantung niatnya dan setiap orang akan mendapatkan sesuai apa yang ia niatkan…”
Niat yang baik dan kuat
tak jarang membuahkan hasil yang baik dan memuaskan pula. Kalo niat, jangan
setengah setengah ya sobat muslim… bulatkan niat dan tekadmu untuk
ber-storytelling sebagai ajang dakwah demi mencapai ridha dari Allah swt.
2. Be confidence. Bangun diri antum
supaya super pede. Jika ini pengalaman pertama sobat muslim untuk
ber-storytelling, jangan hiraukan pendapat teman antum yang membuat antum -down.
Kemungkinan terburuk adalah: antum lupa naskah, dan itu membuat antum menangis
di depan umum. Dan kemungkinan terbaiknya adalah: antum sukses membawakan
cerita, dan mendapat tepuk tangan dari penonton. Meski kemungkinan terburuk itu
ada, berfokuslah pada kemungkinan terbaik. Percayalah pada diri antum sendiri
dan selalu berfikiran positif.
Terus, gimana mengatasi grogi? Menurut
pengalaman ana, ada tiga tipe orang dalam mengatasi grogi.
a.
Tenang
saat dapat bebas bergerak. Jika antum dalam tipe ini, maka ini sesuai dengan
storytelling yang membutuhkan ekspresi dan gerakan. Namun ingat, jangan terlalu
banyak gerakannya. Jika kebanyakan, bisa saja penonton jadi risi.
b.
Tenang
saat tidak banyak bergerak. Maka, bersikap anggunlah. Namun ingat juga,
storytelling membutuhkan sedikit gerakan dan ekspresi. Jadi, jangan terlalu
diam. Terlalu diam akan membuat kita tampak kaku atau kurang menarik dimata
penonton.
c.
Tenang
saat memegang sebuah benda. Jika antum tipe yang ini, sediakanlah property yang
bisa antum pegang selama storytelling berlangsung. Contoh: magic stick untuk
selalu dipegang saat membawakan cerita cinderella. Keris terus dipegang saat
membawakan cerita orang kayo hitam, dan lain sebagainya. Namun, hindari
memegang jilbab, baju, celana, rok, topi,kacamata, atau sejenisnya. Itu akan
membuat kita tampak grogi
Maka, yuk kita kenali diri kita. Tipe yang seperti apa?
3. Mengerti dan menghafal cerita.
Sebelum menghafal cerita, tentunya
kita harus mengerti cerita yang akan kita sampaikan kepada orang lain. Bagaimana orang lain akan mengerti kalau
kita sendiri tidak mengerti apa cerita yang kita bawakan? Apalagi menggunakan
bahasa inggris. Jika ada satu kata yang kita tidak mengerti, segera cari dalam
kamus. Jangan malas. Itu kata ummi ana. Apalagi
sekarang sudah ada Google Translate yang mempermudah kita untuk menerjemahkan
sekaligus kita bisa mendengarkan cara pengucapan atau pronounciationnya.(bukan
promosi lhoo sobat muslim :D)
Jangan malu untuk meminta penjelasan
dari teman kita, atau orang yang lebih mengerti dari kita tentang cerita
tersebut. Jika kita mengerti cerita yang akan kita bawakan, pasti akan lebih mudah
bagi kita untuk menghafal ceritanya.
Merekam cerita dan mendengarkannya
juga mempermudah ana disaat menghafal naskah. Didengarkan kapan saja saat kita
teringat untuk mendengarkannya. Walaupun kita tidak terfokus pada rekaman
tersebut, dan melakukan hal lain, secara tidak langsung rekaman itu juga akan
tersimpan dalam memori otak kita.
Manghafal cerita jangan terburu
buru. Hafalkan cerita dari jauh-jauh
hari sebelum penampilan agar menghafalnya lebih menyenangkan, dan tidak merasa
tertekan. Jika ada waktu luang, hafalkan cerita sebanyak mungkin. Agar jika
diminta tampil mendadak, kita tidak bingung lagi hendak membawakan cerita apa.
Menghafalkan dengan intonasi naik
turun kadang membuat nada yang dapat mempermudah kita menghafal cerita
tersebut. Seperti menghafal al qur’an dan lagu, tentu akan lebih mudah jika
ber-nada kan?
C. Hati hati menertawakan orang lain!
Ini pengalaman pribadi yang benar-benar
berharga. Waktu itu lagi pemilihan ketua osis di sekolah ana. Terus, ada
kandidat yang menyampaikan visi dan misinya sampai gemetaran. Tiba tiba ada
yang bilang “ ihh…dia gemetaran tuhh” jadilah tertawa orang-orang disekitarnya
termasuk ana. Eh, pas giliran ana yang waktu itu juga kandidat untuk maju
kedepan membacakan visi dan misi, ana gemeteran deh! Astaghfirullah hal adziim…
nggak lagi dehh ngetawain orang… >_< @_@
Terus, kalo kita yang diketawain
gimana? Terkadang, memang ada orang-orang yang dengan sengaja menertawakan kita
saat kita tampil dengan tujuan membuat kita makin grogi dan berakhir lupa
naskah. Ana juga pernah digituin.
Waktu itu, pertama kali ana
berpartisipasi dalam lomba storytelling. Saat giliran ana tampil, tiba tiba
segerombol anak dari sekolah lain maju dan duduk di depan. Saat ana mulai
bercerita, mereka mulai tertawa-tawa sambil mengikuti gaya bercerita ana.
Ana sangat terganggu. Tapi ana tetap berfikir
positif bahwa :”masih banyak yang antusias dan ingin mendengarkan cerita ana! Ana
harus menyelesaikannya! Masa Cuma gara-gara anak-anak dari sekolah anu, ana
jadi grogi? Nggak boleh! Mereka hanya segelintir penonton!” dan alhamdulillah,
ana berhasil melalui itu semua meski belum mendapat juara karena itu pertama
kalinya ana ikut lomba.
D. Jangan putus asa! Berusaha itu, nggak
instant dapat hasilnya. Nggak se-instant bikin mie J . Pertama kali ana ikut
storytelling, nggak dapat juara kok. Tapi karena nggak berputus asa,
alhamdulillah lomba story telling yang kedua kali, dapat juara dua. Yang ketiga
kalinya baru dapat juara satu. Alhamdulillah. Semua butuh proses. Allah pasti
akan menguji keteguhan hambanya. Kita harus yakin, bahwa menang itu adalah rezeki.
Karena setiap manusia sudah diatur rezekinya, maka pasti nggak akan kemana
mana. Selalu ingat Allah disetiap langkah menuju kesuksesan kita :D
Ya udah deh, segitu dulu yaa sobat muslim :D semoga bermanfaat yaa… kalo
ada yang mau tanya tanya, dipersilahkan. Dengan senang hati, insyaallah ana
balas J
Wassalamualaikum.wr.wb J